Syukuran Hardiknas (Ber’-‘tahun ke 5)

AR JuniorTepat jam 5 pagi, tepat Hari jum’at, tepat tgl 2 Mei 2003, dan ‘tepat’ saya tidak di rumah (Jl. Gabus VI/31 Minomartani Ngaglik Sleman Yogyakarta) karena saya sedang berada di rumah Orang tua di Jl. H. Ilyas Dempel Candirejo Tuntang Semarang-Salatiga, anak pertama saya lahir. Atas idzin Allah SWT, ia lahir dengan selamat, begitu pula Ibunya sehat wal afiyah tiada kurang satu apa.

Ini terjadi 5 tahun lalu. Namun di tahun 2008 ini ternyata, moment itu terulang serupa.

Tepat jam 5 pagi, tepat Hari Jum’at, tepat tgl 2 Mei 2008, dan ‘tepat’ saya tidak di rumah (Bendo Ketitang Juwiring Klaten) karena saya sedang berada di Solo (PPMI Assalaam – Pabelan Kartasura Sukoharjo-Surakarta), anak pertama saya berkurang usia kali ke 5. Atas idzin Allah SWT, ia memasuki babak hidup di tahun ke-5 kalender masehi ini dengan selamat, begitu pula Ibunya sehat wal afiyah setelah sepekan sebelumnya sakit karena kecapekan.
AR JuniorAcara syukuran ber –kurang– tahun ke 5 anak saya pertama, atas maunya Umminya, dibuatkanlah nasi kuning yang dibagikan ke teman2 di sekolahnya (Play Group Nurul Musthofa-Juwiring Klaten) dan juga teman2nya bermain di dusun Bendo Ketitang Juwiring Klaten.

Saya katakan, syukuran, karena sampai saat ini, saya masih menjadi seorang Guru (pendidik siswa/i), Istri masih menjadi seorang Dosen (pendidik mahasiswa/i), dan anak saya masih menjadi siswa. Kami mau tetap menjadi keluarga pendidik di hari pendidikan ini. Amien…19x

AR Junior

related Link: Rusyda

Saya juga bersyukur, karena anak saya tidak suka nonton TV yangacaranya produk Indonesia yang mengupas maksiat dan mungkarot.

Anak saya benci melihat wanita tidak pakai ‘jlibab’, katanya…

Anak saya tidak suka sinetron, yang hanya mempermainkan emosi penonton…

Kata orang, duluyangterkenal adalah ‘tersanjung’ sekarang ada ‘cahaya’ dll, saya ndak hafal. Tetapi modelnya adalah sekalilagi mempermainkan emosi pemirsa. Kalau emosi ini dipermainkan, diombang-ambingkan, bukankah lama2 masyarakat akan menjadi lemah kesadaran. kita mengalami krisi berkepanjangan sumbernya adalah salah satunya, emosi yang tidak terkontrol.

Kita tentu masih ingat bahwa Aa Gym sukses karena kepiawaian beliau menawarkan solusi bagi kegundahan dan kegelisahan masyarakat, yang menurut hemat saya, antara lain dan sangat besar pengaruhnya disebabkan oleh tayangan-tayangan TV nasional (kecuali TV Edukasi-sayang saya ndak punya parabola) yang mayoritas sangat tidak MENDIDIK dan MENCERDASKAN kita sebagai bangsa yang sangat mendambakan.

Tidak dipungkiri, hidupnya TV butuh dana yang besar, namun kalau harus mengorbankan nilai-nilai moral yang luhur, yang dengan susah-payah telah ditanamkan oleh para pendidik; sama saja bunuh diri.

Anak saya tidak suka beragam kuiz, bahkan sekelas Da’i Cilik sekalipun, apalagi permaian soal-jawab yang menanyakan soal yang sangat tidak memerlukan pemikiran untuk menjawabnya;

karena sebagian besar (kalau tidak boleh dikatakan semuanya)  hanya mempertaruhkan nasib,

karena sebagian besar (kalau tidak boleh dikatakan semuanya) hanya mencari keuntungan semata,

karena QS. Al-Baqoroh 219 dan Al-Maidah 90, jelaskan bahwa judi dan mengundi nasib (mempertaruhkan nasib pada selain Allah) adalah keji, kotor, amalan syaithon.

Al-Baqoroh[02] : 219:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ قُلْ فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌ وَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا وَيَسْأَلُونَكَ مَاذَا يُنْفِقُونَ قُلِ الْعَفْوَ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ (٢١٩)
219. mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan judi. Katakanlah: “Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ” yang lebih dari keperluan.” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir,

[–>] Segala minuman yang memabukkan.

Al-Maidah[05] : 90:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأنْصَابُ وَالأزْلامُ رِجْسٌ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٩٠)
90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[–>], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

[–>] Al Azlaam artinya: anak panah yang belum pakai bulu. orang Arab Jahiliyah menggunakan anak panah yang belum pakai bulu untuk menentukan Apakah mereka akan melakukan suatu perbuatan atau tidak. Caranya Ialah: mereka ambil tiga buah anak panah yang belum pakai bulu. setelah ditulis masing-masing Yaitu dengan: lakukanlah, jangan lakukan, sedang yang ketiga tidak ditulis apa-apa, diletakkan dalam sebuah tempat dan disimpan dalam Ka’bah. bila mereka hendak melakukan sesuatu Maka mereka meminta supaya juru kunci ka’bah mengambil sebuah anak panah itu. Terserahlah nanti Apakah mereka akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu, sesuai dengan tulisan anak panah yang diambil itu. kalau yang terambil anak panah yang tidak ada tulisannya, Maka undian diulang sekali lagi.

Coba, renungkan, ketika kita mengetik Reg xxxx lalu kita kirim ke xxxx, setelah itu apak yang kita tunggu…?

Apapun namanya, pasti prosentase kita mau mencari keuntungan dengan modal kecil, dengan harapan merubah nasib.

Kalau bukan judi, mengapa selalu ada hadiahnya, mengapa selalu ada imbalannya, sekian juta, sebuah sepeda motor, sebuah mobil dan ini dan itu…

Na’udlu billah…

Saya yakin, kalau model reg ini reg itu, kirim ke no ini…dst, kalau ndak ada imbalannya, pasti ndak ada yang mau. Atau imbalan ada sekedar diambil keuntungan yang tidak merugikan khalayak, pasti ndak ada peminatnya..

Tinggalkan komentar