Lomba Nulis Buku Berhadiah Rp 1 Milyar

Nulis Aah...
Nulis Aah...

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (Pusbuk Depdiknas) menggelar sayembara penulisan naskah buku pengayaan 2010. Kegiatan ini digelar untuk meningkatkan motivasi menulis di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan. Sayembara yang terbuka bagi para pendidik dan tenaga kependidikan baik formal maupun nonformal ini berhadiah total Rp1.080.000. 000,00.


Tema penulisan adalah Membangun Manusia Indonesia yang Religius, Cerdas, Bermartabat, Mandiri, dan Kompetitif di Era Global. Naskah yang disayembarakan adalah buku pengayaan yang memuat materi yang dapat memperkaya dan meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan keterampilan, serta membentuk kepribadian peserta didik. Peruntukan pembaca adalah untuk jenjang pendidikan SD/MI (kelas 4,5, dan 6), SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK/MAK.

Kepala Bidang Pengembangan Naskah dan Pengendalian Mutu Buku Pusbuk Depdiknas, Wahyu Trihartati, mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu upaya Pusbuk Depdiknas untuk membantu meningkatkan baik mutu maupun jumlah penulis dan naskah buku pengayaan. “Sayembara ini khusus untuk pendidik karena Pusbuk berkeyakinan kalau guru – guru yang menulis karena dia yang mengetahui kebutuhan siswa, dia yang bergaul dengan siswa sehari-hari, dia yang bisa menulis,” katanya pada kegiatan Sosialisasi Standar/Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran di Hotel Mega Anggrek, Jakarta, Sabtu (21/11/2009).

Wahyu mengatakan, hasil naskah para pemenang akan ditawarkan kepada para penerbit. “Hak cipta ada di penulis, Pusbuk hanya membantu memfasilitasi dengan menawarkan kepada para penerbit yang berminat. Kita minta untuk menetapkan royalti dan terus kita pantau penerbitannya,” katanya.

Jenis naskah yang disayembarakan masing – masing enam naskah untuk tiap jenjang pendidikan. Untuk SD/MI (kelas 4,5, dan 6) meliputi, pengayaan pengetahuan alam dan matematika, pengayaan pengetahuan sosial dan humaniora, pengayaan keterampilan vokasional (kewirausahaan), cerita anak, kumpulan pantun, dan kumpulan puisi; untuk SMP/MTs meliputi pengayaan pengetahuan alam dan matematika, pengayaan pengetahuan sosial dan humaniora, pengayaan keterampilan vokasional (kewirausahaan), novel, kumpulan cerpen, dan kumpulan puisi; dan untuk SMA/MA/SMK/MAK meliputi pengayaan pengetahuan alam dan matematika, pengayaan pengetahuan sosial dan humaniora, pengayaan keterampilan vokasional (kewirausahaan), novel, drama, dan biografi.

Persyaratan sayembara antara lain meliputi naskah yang diajukan adalah karya asli, tidak berseri, belum pernah menjadi pemenang sebagian ataupun seluruhnya dalam sayembara manapun, tidak sedang diikutsertakan pada sayembara lain, dan belum pernah diterbitkan. Naskah diketik komputer diatas kertas A4 minimal 60 halaman, 2 spasi, ukuran font 12. Jika menggunakan gambar, ukurannya harus proporsional dan mendukung materi.

Naskah dikirimkan paling lambat pada 1 Maret 2010 (stempel pos) kepada Panitia Sayembara Penulisan Naskah Buku Pengayaan Tahun 2010 Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jalan Gunung Sahari Raya No.4 Jakarta 10002. Hadiah per jenis naskah untuk 54 naskah bagi pemenang I Rp 21.000.000,00, pemenang II Rp 20.000.000, dan pemenang III Rp 19.000.000,00. Informasi lebih lanjut tentang sayembara dapat menghubungi Pusat Perbukuan Depdiknas telepon (021) 3804248, pes 275, fax (021) 3458151, 3806229, email pusbuk@sibi.or.id atau bangnas_pusbuk@yahoo.com, atau melalui laman www.sibi.or. id.


Sumber: Pers Depdiknas

12 tanggapan untuk “Lomba Nulis Buku Berhadiah Rp 1 Milyar

  1. Seharusnya para guru SD/MI, SMP/MTs, SMTA/MA, tak terkecuali ikut lomba, soal menang atau tidak bukan masalah, buktikan bahwa mereka mampu, apalagi UN akan dihapus. Kalau tidak mampu menulis, sebaiknya Depdiknas, mensyaratkan mereka sebagai kenaikan pangkat. Selama ini anak didik senantiasa di uji, kok gurunya tidak pernah di uji, kecuali ikut test CPNS. Apalagi sekarang yang sudah dapat disertipikasi, harus diwajibkan ikut menulis buku pengayaan. Kalau mereka tidak mampu, bagaimana kualitas muridnya.

    Suka

    1. jangan emosional donk mas her. . . kemampuan guru itu berbeda-beda. Jangan paksakan ikut semua. Capek mas jadi guru. Puluhan tahun menderita. Sedikit angin segar sertifikasi, yang begitu cair sudah banyak tangan menadah langsung dituntut betul2 profesional. walah… mas..! Biarkan mengalir seperti air. . .

      Suka

  2. Saya pernah usul di sebuah forum spy peserta sayembara2 penulisan buku depdiknas tidak dibatasi para guru/yg berprofesi pendidik formal saja. Dg alasan bhw pendidikan adalah tanggung jawab seluruh masyarakat, bukan hanya guru. Lagipula pd hahikatnya setiap org adalah pendidik bagi anak2nya/org lain.

    Btw di pengumuman di atas dituliskan peserta adalah pendidik, baik formal maupun nonformal, seharusnya masyarakat umum diperbolehkan mengikutinya. Tapi, ternyata persyaratan administratif spt-nya mengisyaratkan peserta diharuskan berprofesi sbg guru (formal) saja.. Jadi menurut depdiknas, “pendidik hanyalah guru.” 😀

    itulah indonesia….sebagai guru formal saya juga protes

    Suka

    1. Dari pengalaman tahun kemarin, peserta yang terpilih jadi finalis dan diundang ke Jakarta untk ikut tes wawancara juga ada yang dari bimbel. Jadi tentor di Bimbel juga boleh ikut.

      Suka

Tinggalkan komentar