Sosialisasi Fajar Shadiq di Mino

Sosialisasi Shubuh

Mengapa sosialisasi ke sana…? Moment ini sekaligus untuk ajang reuni setelah 3 tahun saya pindah dari rumah kontrakan di Mino ke PMI (Pondok Mertua Indah) di Bendo Ketitang Juwiring Klaten. Kebetulan takmir masjid se Mino sudah melakukan bahtsul masa’il, namun belum final, dan LP2A (Lembaga Pendidikan dan Pengamalan Agama Islam) desa Minomartani Ngaglik Sleman bermaksud menuntaskan lewat acara tunggal: Tela’ah dan Dialog seputar Jadwal waktu Shubuh.

Acara ini dilangsungkan di Masjid Jami’ At-Taqwa, Rabu 3 Maret 2010 selepas Isya’ dan diikuti pengurus masjid se Minomartani. Hadir pula KUA kecamatan Ngaglik, dan beliau sangat meng-apresiasi ide acara ini, serta akan melaporkan kepada atasannya di depag Sleman, bahwa di desa Mino sudah dilakukan sosialisasi seputar “polemik” koreksi jadwal waktu sholat shubuh ini.

Kesimpulan semua hadirin, melalui musyawarah yang langsung dipimpin KH. Dimyati Basyari, M.Pd.I, bahwa jadwal waktu Shubuh di semua masjid di desa Minomartani menggunakan kriteria sudut -18°, lalu iqomah dikumandangkan setelah jeda waktu sekitar 15 menit.

Hasil ini meniru amalan KH. Sidik Tono, M.Hum; selaku sesepuh di masjid Assalaam Mino, bahwa selama ini sudah menerapkan hal ini dan berjalan tanpa mengalami kendala yg berarti. Ini semua diistilahkan sebagai Sosialisasi saja, mengingat ada kekhawatiran akan menimbulkan gejolak di masyarakat. Sebab masyarakat kita itu khan sensitif, meski disinggung sedikit saja. “Mau sholat shubuh, mandi dulu juga ndak akan terlambat“, tegasnya.

Reuni: Usai Kajian

Dalam diskusi, ramai namun juga lucu; pasalnya hampir semua yang hadir membicarakan sudut waktu shubuh, namun ujung2nya, semua juga sepakat bahwa sudut -18, -20, dan sejenisnya itu apa…? “Kita semua juga ndak paham, pokoknya jadwal gitu saja ya…”, tegas Kyai Dimyati.

Adzan Shubuh menggunakan SDA = -18°,

iqomah dikumandangkan 15 menit setelah adzan.

Berikut sebagian Videonya: