Kapan Ramadhan dan Syawal 1434 H/2013 M?

Kapan 1 Ramadhan?
Kapan 1 Ramadhan?

Kapan 1 Ramadhan 1434 H (2013 M)? Ternyata menurut Muhammadiyah jatuh pada Selasa, 9 Juli 2013. Tetapi Pemerintah, PERSIS, MTA, NU, serta Arab Saudi kemungkinan jatuh pada Rabu, 10 Juli 2013. Mengapa kok bebeda? Mana yang benar? Lalu lebaran apakah akan berbeda atau sama? Sebenarnya siapa sih Ulil Amri yang harus kita ikuti itu? Dan segudang pertanyaan susulan lainnya…. Nah, diantara jawabannya sebagai berikut:

KONFERENSI PERS MUHAMMADIYAH:

Berdasarkan maklumat PP Muhammadiyah No 04/MLM/I.0/E/2013 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah 1434 H, Muhammadiyah akan memulai Ramadan lebih dahulu ketimbang Pemerintah. Muhammadiyah dan siapa saja yang meyakini hisab Wujudul Hilal akan puasa mulai tanggal 9 Juli 2013. Maklumat ini juga telah resmi disiarkan ke media melalui Jumpa Pers di kantor PP Muhammadiyah di Jl. Cik Ditiro Yogyakarta pada Kamis, 13 Juni 2013 selepas Dhuhur waktu setempat. Dalam konferensi pers tersebut tampil 2 nara sumber Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag., selaku Ketua PP Muhammadiyah, Drs. H. Oman Fathurrohman, M.Ag., selaku ahli menghitung data-data astronomis, pakar falak  MTT Muhammadiyah.

Sesi pertanyaan, setidaknya ada 2 pertanyaan dari Wartawan:

1. Apakah Muhammadiyah nanti kembali tidak akan ikut sidang Itsbat?

Jawaban Prof. Yunahar Ilyas: TIDAK. Karena yang diutus akan jadi ‘sasaran’ forum sidang itsbat; dan para pengikut Muhammadiyah di seluruh Indonesia akan merasa diadili, jadi mending Muhammadiyah memutuskan untuk tidak ikut.

2. Bagaimana dengan ukhuwwah islamiyah dengan ormas islam lainnya? Dan bagaimana konsep Ulil Amri menurut Muhammadiyah?

Jawaban Prof. Yunahar Ilyas: Ukhuwwah itu tidak musti sama dalam semua hal. Ukhuwwah itu dalam hati, meski berbeda pengamalannya namun asal mampu menjalin kebersamaan dan saling memahami masing-masing, itu ukhuwwah..!

Ulil Amri itu artinya pemangku amanat atau pemegang urusan tertentu. Dalam hal urusan ibadah, ulil amri adalah bukan menteri Agama, karena menteri Agama dipilih berdasarkan kepentingan politis dan bukan karena dia ahli agama. Lagi pula kalau urusan haji dan zakat ulil amri, namun ketika urusan lain seperti pencurian dan sejenisnya lepas tangan. (video under construction…)

PENYEBAB PERBEDAAN:

Ramadhan 1434 H akan dimulai berbeda disebabkan oleh : Perbedaan Cara Memaknai Hadits Rasulullah SAW tentang Awal Ramadhan.

Akhirnya lahirlah 2 kubu besar, yakni:

HISAB vs RUKYAT

HISAB adalah:

Menentukan awal Ramadhan (Syawwal, Dzulhijjah) menggunakan perhitungan matematis terhadap pergerakan benda-benda langit khususnya Bulan, Bumi dan Matahari. Dengan HISAB, kapan Ramadhan sudah dapat diketuai dan ditentukan jauh-jauh hari sebelumnya asal dipenuhi 3 syarat (1-Sudah konjungsi/ijtimak, 2-Ijtimak sebelum Sunset, 3-Saat sunset posisi Bulan di atas ufuk). Bahkan dengan kemajuan teknologi, 1 Ramadhan 100 tahun ke depan pun sudah dapat diprediksi dengan sangat akurat dengan tingkat kesalahan 3/1000. Jadi kalau ada 1000 kali Ramadhan, maka dengan Hisab Kontemporer, akan salah 3 kali saja perhitungannya.

Mengapa Muhammadiyah menggunakan hisab dan tidak mengakui rukyat, alasannya karena hisab lebih memberikan kepastian dan bisa menghitung tanggal jauh hari ke depan. Selain itu, hisab mempunyai peluang dapat menyatukan penanggalan, yang tidak mungkin dilakukan dengan rukyat, karena faktor yang mempengaruhi rukyat terlalu banyak, yaitu:

(1) faktor geometris (posisi Bulan, Matahari dan Bumi),

(2) faktor atmosferik, yaitu keadaan cuaca dan atmosfir,

(3) faktor fisiologis, yaitu kemampuan mata manusia untuk menangkap pantulan sinar dari permukaan bulan,

(4) faktor psikologis, yaitu keinginan kuat untuk dapat melihat hilal sering mendorong terjadinya halusinasi sehingga sering terjadi klaim bahwa hilal telah terlihat padahal menurut kriteria ilmiah, bahkan dengan teropong canggih, hilal masih mustahil terlihat.

Selain itu, menurut penganut Hisab, melakukan hisab atau rukyat itu bukan amalan ta’abbudi (ibadah) namun  ta’aqquli (penerapan akal). Penganut Hisab di Indonesia yang dominan adalah Organisasi Keagamaan Muhammadiyah yang bermarkas di Yogyakarta.

RUKYAT adalah:

Melihat atau mengobservasi (dengan mata atau bantuan alat optik) penampakan atau kemunculan bulan sabit (Hilal) paling awal selepas Matahari terbenam di hari terjadinya konjungsi atau ijtimak. Bila pada saat itu bulan sabit atau Hilal terlihat, maka tanggal baru dimulai. Nah, bila pada saat rukyat itu Hilal tidak terlihat, maka tanggal belum masuk namun ditambahkan atau digenapkan perhitungan hari menjadi 1 hari lagi; baru keesokan harinya tanggal baru mulai.

Syariat rukyat dilakukan di setiap hari terjadinya konjungsi atau ijtimak atau tanggal 29. Bila tgl 29 rukyat berhasil, maka malam itu juga tgl sudah masuk tgl 1 bulan berikutnya. Namun bila gagal, maka malam itu masih tgl 30 bulan berjalan; baru kesokan hari tgl 1 bulan baru.

Mengapa rukyat? para penganut meyakini inilah dhohirnya hadits penentuan awal Ramadhan dan Syawwal. “Shuumuu lirukyatihii…dst” Dan itulah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para Sahabat beliau. Jadi menurut penganut rukyat, melakukan rukyat hilal itu adalah bagian dari amalan sunnah yag masuk ranah ibadah (ta’abbudi).

Penganut Rukyat di Indonesia antara lain NU, Salafy.

Pemerintah dan PERSIS serta pengikut Imkan Rukyat yang lain sebenarnya adalah juga Hisab, namun menentukan patokan batas bawah menggunakan altitude 2 derajat dan menyebutnya Imkan Rukyat. Bukti bahwa Pemerintah dan PERSIS Hisab, adalah ketika mengawali Rojab 1434 H,: dimana Pemerintah, PERSIS dan Muhammadiyah memulainya SEREMPAK. Awal Sya’ban 1434 H ini juga SEREMPAK. Namun karena beda patokan bawah, akhirnya Pemerintah dan PERSIS akan berbeda dari Muhammadiyah, saat memulai Ramadhan 1434 H ini.

~

SEBUAH SIMULASI

Berikut saya simulasikan cara menentukan awal Ramadhan 1434 H menggunakan 2 cara HISAB dan RUKYAT.

CARA HISAB:

Untuk menentukan kapan awal Ramadan, diawali dari penentuan kapan akhir Sya’ban 1434 H dengan mengacu pada lokasi Solo Raya sebagai pusat penentuan. Tidak menjadi persoalan meski Pemerintah RI mengambil Pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi Jawa Barat pada koordinat 7° 01’ 44,6” LS, 106° 33’ 27,8” BT sebagai markasnya, karena selisih namun masih wilayatul hukmi (satu kesatuan hukum NKRI).

Hakikat alam antara akhir Sya’ban dan awal Ramadan adalah sama, karena akhir Sya’ban dan/atau awal Ramadan ditentukan dengan terjadinya fenomena alam yakni ijtimak atau konjungsi. Konjungsi adalah peristiwa dimana Matahari dan Bulan berada dalam satu bujur ekliptika. Secara astronomis (menggunakan aplikasi MoonCalc), konjungsi geosentris/ijtimak hakiki akhir Sya’ban 1434 H akan terjadi pada Senin Pon tanggal 8 Juli 2013 pukul 14:15.32 WIB.

Pada hari terjadi ijtimak/konjungsi, selanjutnya dihitung status Bulan pada saat Matahari terbenam. Di Pelabuhan Ratu, pada Senin (8/7) Matahari terbenam sekitar pukul 17:50.54 WIB, dan status Bulan adalah berusia sekitar 3 jam 37 menit (17:50.54 – 14:15.32), dengan ketinggian sekitar 1o 10’ 47”, elongasi Bulan-Matahari sebesar 4o 47’ 55”.

Syarat bulan masuk tanggal 1 Ramadan 1434 H selepas terjadinya ijtimak/konjungsi menurut Muhammadiyah (kriteria Wujudul Hilal) adalah bila saat Matahari terbenam posisi Bulan sudah di atas ufuk (positif). Sementara menurut Pemerintah RI (kriteria Imkan Rukyat) adalah bila saat Matahari terbenam tinggi hilal minimal 2o dengan usianya minimal 8 jam atau tinggi hilal minimal 2o dengan elongasi minimal 3o.

Melihat perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan menurut kriteria masing-masing akan terjadi perbedaan dalam memulai awal Ramadan 1434 H ini. Menurut Muhammadiyah awal Ramadan 1434 H akan dimulai pada Selasa Wage, 9 Juli 2013 M karena di hari terjadinya konjungsi tinggi Hilal sudah di atas ufuk bila dilihat dari kota Yogyakarta. Sementara menurut kriteria Pemerintah RI, awal Ramadan 1434 H baru akan dimulai pada Rabu Kliwon, 10 Juli 2013 M, karena pada hari terjadinya konjungsi, tinggi hilal masih di bawah 2o.

Dengan Cara Hisab, maka:

1 Ramadhan 1434 H = Selasa Wage, 9 Juli 2013 

~~~~~~~~~~~~~~~

CARA RUKYAT:

Bila cara rukyat dipakai menentukan 1 Ramadhan 1434 H, maka pada Senin Pon, 8 Juli 2013 yang secara hisab berarti tgl 29 Sya’ban 1434 H  itu harus dilakukan observasi atau rukyat terhadap objek yang namanya Bulan., mulai dari waktu Matahari terbenam sampai Bulan terbenam di ufuk barat. Rukyat yang dilakukan ummat Islam saat ini lebih dibantu dengan menggunakan peralatan optis modern, seperti teleskop robotic, dsj.

Pada tgl 8 Juli 2013, Hilal di seluruh wilayah Indonesia adalah di bawah 2 derajat. Bahkan d Solo Raya di bawah 1 derajat. Maka dipastikan secara astronomis, Hilal pada tgl 8 Juli 2013 TIDAK AKAN DAPAT DIRUKYAT. Sehingga berlaku ISTIKMAL, yakni menggenapkan hari menjadi tgl 9 Juli 2013 sebagai tanggal 30 Sya’ban 1434 H.

Gamar berikut menjelaskan posisi Hilal pada tgl 9 Juli 2013:

Posisi Hilal pada Konjungsi H+1
Posisi Hilal pada Konjungsi H+1

Dengan Cara Rukyat, maka:

1 Ramadhan 1434 H = Rabu Kliwon, 10 Juli 2013

 

MANA YANG BENAR?

Berbicara kebenaran hanya milik Allah SWT. Kalau sudah ranah fiqhiyah seperti kasus penentuan Awal Ramadhan dan Syawwal ini, maka semua kembali kepada keyakinan masing-masing asal tetap memiliki dasar hukum secara syar’i. Jadi, yang benar adalah yang beramal menurut perintah Allah SWT dengan tetap menjaga ukhuwwah sesama ummat Islam.

KOLEKSI PERBEDAAN TAHUN 2013 ini:

A.  MUHAMMADIYAH :

1 Romadlon 1434 = Selasa Wage,9 Juli 2013
1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013

B. PEMERINTAH RI :
1 Romadlon 1434 = Rabu Kliwon,10 Juli 2013
1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013

C. KALENDER NU :
1 Romadlon 1434 = Rabu Kliwon,10 Juli 2013
1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013

D. PERSIS :
1 Romadlon 1434 = Rabu Kliwon,10 Juli 2013
1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013

E. UMMUL QURO (MATLA SAUDI) :
1 Romadlon 1434 = Selasa,9 Juli 2013 atau Rabu, 10 Juli 2013
1 Syawal 1434 = Kamis, 8 Agustus 2013

F. Kalender ASAPON :
1 Romadlon 1434 = Selasa Wage,9 Juli 2013
1 Syawal 1434 = Kamis Wage, 8 Agustus 2013

G. JAMAAH ABOGE :
1 Romadlon 1434 = Rabu Kliwon,10 Juli 2013
1 Syawal 1434 = Jumat Kliwon,9 Agustus 2013

KAPAN LEBARAN?

Dari koleksi di atas, 1 Syawwal 1434 H akan serempak kecuali ABOGE..!

~

JAGA UKHWWAH:

Persoalan perbedaan Ramadan yang sudah di depan mata, marilah kita sikapi dengan penuh lapang dada dan mengedepankan ukhuwah atau persatuan dan kesatuan sesama ummat Islam; karena semuanya memiliki dasar fiqhiyah secara syar’i dalam menetapkan awal Ramadan. Bagi saudara yang meyakini hisab sebagai patokan permulaan Ramadan, janganlah merasa keyakinannya paling benar dan lainnya salah; sebaliknya yang meyakini rukyat sebagai patokan penentuan permulaan Ramadan juga bersikap serupa. Karena semua memiliki rujukan yang shahih, tidak ada jaminan bahwa hisab lebih benar ketimbang rukyat, begitu juga juga sebaliknya. Biarlah awal puasa berbeda, biarlah awal tarawikh berbeda, biarlah awal sahur berbeda,biarlah awal tadarus berbeda, namun semuanya tetap pada satu Tuhan yakni Allah SWT, satu panutan yakni Rasulullah Muhammad SAW, satu pedoman yakni Al-Qur’an dan As-Sunnah.

Kapan kita memulai puasa tahun 2013 ini?

Sepakat tanggal 1 Ramadhan 1434 H

Wa Allah a’lam []

Numpang Iklan…:

JADWAL IMSAKIYAH RAMADHAN, tahun bisa diganti..!

13 tanggapan untuk “Kapan Ramadhan dan Syawal 1434 H/2013 M?

  1. Assalamu`alaikum Pak…
    Terimakasih untuk email Bapak In sha Alloh sangat bermanfaat… ya semoga puasa dan lebaran tahun ini lebih membawa kita dekat dengan Rahmat dan cinta Alloh…..walau sangat disayangkan masih ada perbedaan yang sebenarnya tidak perlu…..mungkin sedikit saya tambahkan referensinya…. sayang saya lupa hadistnya dalam bahasa arab dan perawinya, yang saya ingat waktu itu perawinya shahih….saya mendengar hadist itu ketika saya masih di SMA…. yang bunyinya….yang mana Rasululloh SAW bersabda…. berpuasalah di bulan Ramadhan, sebanyak 30 hari, jika tidak cukup bilangannya, maka cukupkan lah……Bapak benar semua kembali ke keyakinan kita…..karena segala kebenaran hanya milik Alloh SWT…….

    Suka

  2. Sekarang giliran NU puasa hanya 29 hari, he…9x
    dan Muhammadiyah ganti yang puasa 30 hari he…9x
    kalau Na’sa’bandiyah sudah puasa duluan dan lebaran jelas pasti duluan, mau ikut mana… hayo…?

    Suka

  3. makasih infonya, gimana caranya mereka ijma’ sehingga awal dan akhir roamadon bisa dipadukan dg jalan musyaarah mufakat

    Suka

  4. patokan 2 derajat tidak eksak. kenapa pilih angka 2 ? kenapa tidak 1, atau 3 ? kalau ternyata angkanya 1 derajat 59 menit 59 detik bagaimana? kan lebih eksak negatif, nol, positif.

    Suka

    1. kenapa?

      karena rekok hisab termuda masih dipegang oleh Condrodipo dgn irtifa’ 2 derajat dan elongasi 4,5 derajat dgn umur hilal 7,25 bulan….

      mengalahkan limit danjon yg 7 derajat atau kriteria odeh 6,4 derajah kan?

      Suka

  5. Inilah mengapa kalender hijriyah berbeda dengan kalender Masehi yang tetap, yaitu tidak adanya kesepakatan mengenai metoda nya. Dan itulah mengapa banyak dari kita yang merasa lebih aman dan mantap menuliskan penanggalan memakai standar Masehi.

    Suka

  6. Kenapa ga ikut ke hasil rukyah dari Sauidi Arabia aja ?

    1. Dia kan negara yang paling pas untuk melihat terjadinya hilal unruk pergantian bulan.

    2. Lagian bulanya kan cuma satu.

    3. Kalo tiap negara mesti merukyah = kemungkinan bulanya bisa dua biji. Misalnya di arab selasa udah shaum karena udah meleihat hilal , di negara kita mulai pada rabu karena senin sorenya belum melihat hilal. DPL : Silahkan ente duluan puasa karena ane-mah belum lihat hilal. BUKANKAH itu artinya di arab sudah tanggal 2 romadon sedangkan di negara kita baru tanggal 1 rom…don.

    4. Jadi menurut ane kalo urusan BULAN berlaku hukum GLOBAL artinya jika di satu negara telah terjadi pergantian bulan maka negara-negara lain pun sama telah berganti bulan. Sama dengan berlakunya dengan kejadian gerhana bulan misalnya , jika di negara kita sedang terjadi gerhana ……. maka negara lain yang ga bisa ngelihat karena siang wajib mengakui kejadian tersebut.

    5. Jadi solusinya kumaha yeuh ? / Gimana nih ?

    Suka

  7. atas ane…, itu argumentasi anda, dan silahkan anda melaksanakan apa yang anda yakini.
    Di atas sudah dijelaskan tata cara menentukan 1 Ramadhan, dan kedua cara tersebut sesuai syar’i sesuai rujukan yang shahih.

    Kenapa ga ikut ke hasil rukyah dari Sauidi Arabia aja ?
    => silahkan anda melaksanakan sesuai yang anda yakini. Anda di Indonesia? Anda di Saudi Arabia?
    Sekarang mana yang Anda yakini? Tak usah Anda jawab di sini karena Anda lebih membutuhkan jawaban Anda.

    Kapan kita memulai puasa tahun 2013 ini?

    Sepakat tanggal 1 Ramadhan 1434 H

    Wa Allah a’lam []

    dan yang penting…,

    JAGA UKHWWAH

    Suka

    1. Setuju ! menjaga ukhwah = hukumnya wajib karna dalilnya qot’i.
      Sayangnya yg ane butuhkan bukan dukungan keyakinan dari siapapun utk memilih awal romadon tapi esensinya adalah komen thdp Hukum Global , misalnya : ilmiah/ga ? , atow sesuai dgn syar’i/ga ?
      Soalnya yg ane tau dari paustad dlm ceramahnya begini : Ada seorang arab gunung datang kepada Rosul dia mengaku telah melihat hilal , kmdian Rosul bertanya kepadanya : kamu mengaku bahwa tiada Tuhan selain Alloh ? dia jawab Ya , kmdian Rosul bertanya lagi kamu mengaku bahwa Muhammad adalah utusan Alloh ? dia jawab Ya , Lalu Rosululloh memerintah kepada umatnya agar melaksanakan ibadah shaum.

      Jika itu dijadikan hujjah bukan mustahil penentuan awal romadon jadi 3 pilihan :
      1. Rukyatul Hilal ( syar’I )
      2. Hisab ( ilmiah )
      3. Rukyatul Global ( syar’i & ilmiah )

      Suka

      1. oleh karenanya, biar seluruh dunia serempak merayakan hari raya pd hari yg sama secara beriringan setiap zona waktunya, (rukyatul global)

        maka,

        perlu dipersatukan dalam suatu wadah bernama KHILAFAH!

        AL-UMMAH TURIDU KHILAFAH ISLAMIYYAH!

        Suka

Tinggalkan komentar