Waktu Terlarang Shalat

Shalat tepat waktu
Shalat tepat waktu

Shalat adalah kewajiban setiap muslim, namun tidak setiap waktu dapat dipakai untuk mendirikan shalat yang wajib ataupun yang sunnah. Dengan memahami waktu-waktu dibolehkannya dan dilarangnya mendirikan shalat, maka insya Allah kita akan menjadi tenteram dalam beribadah. Sebab kalau asal saja dan ndak memahami boleh dan ndaknya waktu ini/itu untuk shalat, bisa berabe nanti…

Kapan waktu terlarang mendirikan shalat?

Menurut Rasulullah SAW, ada tiga waktu terlarang mendirikan untuk shalat atau menguburkan jenazah :

    1. Ketika Matahari terbit.
    2. Ketika Matahari tepat di atas kepala.
    3. Ketika Matahari terbenam. (disarikan dari hadits riwayat:  Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah)
Menjelang Sunset (terbenam). Pasca Sunrise (terbit)
Menjelang Sunset (terbenam). Pasca Sunrise (terbit). Photo by Pak AR @ Parangkusumo

 

Foto di atas menggambarakan posisi Matahari sesaat sedang terbit (di ufuk timur) di atas permukan laut. Seluruh piringan Matahari akan tampak setelah 2 menit dari awal kontak piringan atas Matahari di ufuk timur.

Atau kalau kita melihatnya di ufuk barat, posisi Matahari ini sedang memasuki proses akan terbenam. Proses ini memakan waktu 2 menit dari kontak piringan bawah Matahari dengan ufuk barat sampai seluruh piringan-piringan atas Matahari- tertutup permukaan laut.

Matahari tepat di atas kepala (titik kulminasi)
Matahari tepat di atas kepala (titik kulminasi)

Foto di atas, adalah gambaran saat posisi Matahari berada di atas kepala (titik zenith/kulminasi). Saat ini Matahari membagi dua sama besar wilayah barat dan timur.

Waktu 2 menit adalah saat sisi timur sinar Matahari di lantai itu menyentuk garis istiwaa (garis Utara-Selatan) sampai ketika sisi barat  sinar itu melepaskan garis istiwaa.

 

Mengapa dilarang?

Rasulullah SAW menjelaskan alasan pelarangan waktu-waktu ini dalam sabdanya kepada Amr bin Abasah :

Tegakkanlah sholat shubuh kemudian berhentilah mengerjakan sholat, hingga matahari terbit dan agak meninggi, karena terbitnya matahari pada waktu itu di antara dua tanduk setan, dan ketika itu [sebagian] orang-orang kafir [penyembah matahari] sujud kepada matahari, kemudian setelah itu kerjakankah sholat, karena sesungguhnya sholat pada waktu itu disaksikan dan dihadiri [oleh malaikat], hingga hilangnya bayang-bayang pada sebuah tombak, kemudian tahanlah diri dari mengerjakan sholat, karena saat itu neraka jahannam sedang dibakar, kemudian jika telah muncul bayang-bayang maka kerjakanlah sholat [sunnah] karena sesungguhnya sholat pada waktu itu disaksikan dan dihadiri [oleh malaikat], hingga engkau mengerjakan sholat ashar, kemudian berhentilah mengerjakan sholat sampai matahari benar-benar tenggelam, karena waktu itu tenggelamnya matahari diantara dua tanduk setan, dan pada saat itu orang-orang kafir [penyembah matahari] bersujud menyembah matahari. (Shahih, HR. Muslim)

Menurut pendapat Ulama, sholat yang dimaksud dalam hadits-hadits di atas adalah:

  1. Pendapat pertama: Semua sholat. Semua sholat terlarang dikerjakan pada waktu2 terlarang itu.
  2. Pendapat kedua: Sholat sunnah mutlaq saja, yaitu sholat sunnah yang tidak terikat waktu.

Pendapat kedua ini yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, dengan tetap menghormati pendapat pertama.

Termasuk sholat yang boleh dikerjakan pada waktu-waktu terlarang adalah sholat fardhu yang dikerjakan terlambat, karena adanya udzur seperti tertidur. Misalnya, seseorang yang terbangun pada saat matahari pada saat proses terbit, maka boleh baginya mengerjakan sholat untuk mengganti sholat shubuh tanpa harus menunggu selesainya matahari terbit.

Berapa lama waktu terlarang sholat?

Secara astronomis, diameter Matahari itu sekitar 0,5 derajat. Padahal 1 derajat gerak Matahari perlu waktu sekitar 4 menit; jadi untuk memastikan bahwa Matahari sudah melewati titik2 kritis tadi, cukup 2 menit saja.

Nah, inlah yang kemudian dimunculkan waktu kehati-hatian atau ihtiyat. Waktu ihtiyat untuk jadwal waktu sholat adalah (umumnya) sekitar 2 menit kecuali Dhuhur 4 menit. Artinya, bila waktu Dhuhur masuk jam 11:50, maka posisi matahari di atas kepala adalah pada jam 11:46 sudah berakhir. Proses Matahari berada diatas kepala (titik kulminasi) sekitar jam 11:44 s/d 11:46.

Bila waktu Maghrib jam 17:50, maka posisi Matahari terbenam adalah pada jam 17:48 sudah berakhir. Proses Matahari berada di bawah ufuk barat (saat terbenam) sekitar jam 11:46 s/d 11:48.

 

Kesimpulan:

Waktu yang terlarang untuk sholat ada 5, yakni :

    1. Ketika matahari dalam proses terbit.
    2. Ketika matahari berada di tengah-tengah (kecuali hari Jum’at)
    3. Ketika matahari dalam proses tenggelam. Tiga waktu ini adalah waktu yang singkat.
    4. Setelah selesai sholat Shubuh dan  Ashar. Dua waktu ini adalah waktu yang panjang.

Pengecualian:

Ada hal khusus yakni tentang tempat yang boleh sholat di dalamnya kapanpun yaitu Makkah. (Dari Hadits Shahih, riwayat Ibnu Majah, Tirmidzi, dan Nasa’i).

9 tanggapan untuk “Waktu Terlarang Shalat

  1. Kalau koreksi cepat rambat cahaya matahari sebagai gelombang elektromagnetik dimasukkan sebagai koreksi bagaimana, Pak? Ada jeda waktu sekitar 8,5 menit. jika saat ini terlihat matahari di atas kepala, itu sebenarnya penampakannyai 8,5 menit lalu. Salam.

    Sangat menarik, namun dhohir ayat perihal awal (dan akhir) waktu shalat semua mufasir memahaminya sebagai apa yang tampak dari Bumi saja. Maka meski cahaya Matahari perlu waktu sekitar 8,5 menit, ya tetap yang dihukumi adalah titik akhirnya. Jadi meski Matahari sudah bersinar saat terbit sejak 8,5 menit yang lalu, namun karena mata kita belum melihat, tetap saja kita anggak Matahari belum terbit.

    Kalau misal hal itu akan diterapkan, toh akhirnya kembali pada awal yang sama. Misal saat terbit; diambil 8,5 menit sebelum mata kita melihat, maka Dhuhur juga diawali sebelum istiwa 8,5 menit. Asahr juga, dst. Jadi sama; namun yang memberikan manfaat dan maslahah, yang selama ini dihukumi sebagai fiqih waktu shalat adalah bagian akhir dari perjalan gelombang elektromatik cahaya Matahari itu ketika sampai di Bumi.

    Wa Alla A’lam 🙂

    Suka

    1. Saya pernah berpikir bhw koreksi 8,5 menit itu untuk waktu sholat rawatib qobliyah. Jadi (menurut saya), sholat qobliyah dhuhur itu (mestinya) dilakukan sebelum waktu dhuhur. Mengingat sholat itu hukumnya sunah. Kalau sdh azan dhuhur, satu-satunya sholat yg utama ya sholat wajib dhuhur itu, kan? Krn terasa aneh jika sdh azan dhuhur tp kita malah sholat sunah qobliyah, kesannya mengutamakan yg sunah drpd yg wajib.
      Lagipula, jika sholat qobliyah dhuhur dimaknai sbg sholat sunah sebelum sholat dhuhur, yang sholatnya telat ampe jam 14.00 WIB pun masih berhak sholat qobliyah. Kalau sholat rawatib qobliyah dhuhur itu waktunya hny bbrp menit sebelum wkt dhuhur, maka hanya yg sholat di awal waktu sajalah yg mendapatkan kesempatan mendulang pahala sholat rawatib qobliyah itu. Makaten, Pak. Nuwun.

      opini yang layak diapresiasi.. saya secara pribadi sepakat.. 🙂

      Suka

  2. lebih tepatnya pada jam berapa sampai jam berapa shl\olat itu dilarang? apakah jam setengah 5 sampai jam setengah 6 tidak boleh sholat (dilarang)..? mohon penjelasan rincinya tentang jam_nya.terimakasih

    Secara detail tidakbisa dipatok menggunakan jam, seba jam terbit dan terbenam juga jam mataharu melintas titik zenith itu tidak tetap. Jadi menyesuaikan saja jam gerakmatahari.
    tks

    Suka

  3. Assalamualaikum, saya bingung pak, maksud setelah solat subuh dan ashar itu apa ya?, karena di sekolah saya hanya diajarkannya ada 3 waktu terlarang saja, yaitu :1. proses matahari terbit (4 menit) , 2. proses matahari terbenam, 3. proses matahari berpindah dari timur ke barat. dan kapan proses terbitnya matahari, karena ada yang bilang 1 jam 10 menit setelah adzan subuh, 1 jam 5 menit setelah adzan subuh, dan 1 jam 10 menit setelah adzan subuh. ini mana yang bener ya pak? mohon bantuannya

    Suka

  4. kalau ragu2 (karena mepet2an sekian menit dengan waktu terlarang), mungkinkah lebih baik kalau sekalian diberi jeda 10menit? agar sama sekali tidak ada keraguan.?

    Suka

  5. Tidak semua orang muslim mengetahui tepatnya waktu terbit, di tengah dan terbenam hal ini harus ada yang peduli hal tersebut , kami sangat membutuhkan, terimakasih

    Suka

Tinggalkan Balasan ke M Fadli Fadhillah Batalkan balasan