2009: Belajar dari 2008

Belajar Berkarya
Belajar Berkarya

Akhirnya, setelah genap satu tahun; kini detik2 2009 mulai menyingsing.  Tiga hari lalu Tahun Baru Islam 1430 H hadir dengan munculnya Hilal Pembukan di bulan Muharram tahun 1430 H. Hilal ini terlihat di seluruh penjuru dunia. Sayang, saya gagal menyaksikannya karena cuaca kurang mendukung. Di Indonesia, setahu saya hanya di pantai pasir putih yang melaporkan melihat.

Pesta Tahun Baru

Saya tidak pernah andil dalam menyambut datangnya tahun baru, baik Masehi maupun Hijriyah. Saya anggap kedua-duanya adalah sama. Keduanya sama terminologi Waktu. Berganti tahun adalah berganti waktu. Rasulullah SAW sendiri tidak pernah mengajarkan ummatnya untuk menyambut datangnya tahun baru Hijriyah, karena tahun Hijriyah sendiri muncul setalah beliau wafat. Peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad terjadi bulan September 622, sementara tahun hijriyah baru ditetapkan kholifah Umar bin Khottob tahun 638 atau 17 tahun kemudian.

Lebih-lebih tahun masehi, sistem kelender yang dimulai tengah malam. Sebab kalau mau memberikan andil untuk menyambut datangnya tahun baru, kita mesti kerahkan lebih ekstra tenaga dan waktu. Habis, enek2 tidur malah begadangan…

Selanjutnya, bagaimana menyikapi datangnya tahun baru..?

Simpel: Belajar dan Berkarya

Mari bertanya kepada diri kita, sudahkah kita belajar selama setahun lalu..? sudahkah kita belajar selama 1429 H yang lalu..? sudahkah kita belajar selama 2008..?

Lantas, apakah kita sudah memiliki planning yang tegas dan jelas untuk tahun 1430 H? apakah kita sudah memiliki planning yang tegas dan jelas untuk tahun 2009 H?

Jawabannya, ada pada diri kita masing-masing

Sebuah Pelajaran

Pelajaran adalah Ilmu. Ilmu adalah hikmah. Hikmah adalah kebaikan secara kuatitas maupun kualitas.

Kalau kita peka, kita akan melihat tahun 2008 dan menjadi pelajaran terbaik untuk kita memasuki 2009. Seperti kita mengambil hikmah terindah dan terbaik dari pelajaran tahun 1429 H, untuk melangkah menuju tahun 1430 H.

Diantara pelajaran terbaik di tahun 1429 H bagi kita ummat Islam khususnya di Indonesia dan umumnya di seluruh penjuru dunia adalah:

Serempak dan bersamanya dalam memulai : 1 Ramadlan 1429 H

Serempak dan bersamanya dalam memulai : 1 Idul Fithri 1429 H

Serempak dan bersamanya dalam memulai : 10 Dzul-Hijjah 1429 H

Meski ada yang berlainan, itu sekedar kelompok kecil yang sangat sedikit serta tidak memberi pangaruh bagi ukhuwah, persatuan dan kesatuan dalam membina hidup berbangsa dan bernegara (bermasyarakat).

Selanjutnya, di tahun 2008, kita juga menemukan satu pelajar unik yang bisa kita jadikan pelajar terbaik bagi kita dalam berkarya di tahun 2009. Pelajaran itu antar lain adalah:

Di tahun 2008: Ada 3 tahun Hijriyah

Artinya, dalam satu tahun masehi 2008 terdapat tahun hijriyah tiga kali yakni tahun 1428, 1429, dan 1430. Dengan tanggal 1 Muharram sebanyak dua kali.

Tahun 2008 dimulai dengan tahun 1428 hari tersisa sebanyak 9 hari. Tanggal 1-9 Januari 2008 masih sesuai dengan tanggal dan hari di tanggal 22-30 Dzul-Hijjah tahun 1428 H. Lihat gambar di bawah:

kalender_assalaam_2829.jpg

Kalender bulan Januari tahun 2008. (1428-1429 H)

Selanjutnya, tanggal 1 Muharram 1429 H ini akan berlangsung dari tanggal 10 Januari 2008 – 28 Desember 2008. Tanggal 28 Desember 2008 bertepatan dengan tanggal 30 Dzul-Hijjah 1429 H.

Berikutnya, tanggal 29 Desember 2008 = tanggal 1 Muharram 1430 H. Tahun 1430 H masih di tahun 2008 dengan hari tersisa sebanyak 3 hari yakni tanggal 29, 30 dan 31 Desember 2008.

Perhatikan bulan Desember 2008 berikut:

kalender_assalaam_282930.jpg

Kalender bulan Desember 2008 M (1429-1430 H).

Jadi:

2008 = 1428 H, 1429 H, dan 1430 H

Hikmah dari fenomena ini adalah antara lain:

Pertama, kita haru sbanyak belajar tentang waktu. Dari sana kita sadar bahwa waktu itu ternyata terus berjalan maju dan tidak sedetik pun berhenti apalagi mundur. Siapa berhenti, maka dia akan digilas oleh waktu. Pepatah barat mengatakan, “Time is Money” = waktu itu laksana uang.

Pepatah Arab mengatakan,”al-Waqtu kas-Saifi in Lam Taqtho’hu Qhotho’aka” = waktu laksana pedang, jika tidak kau libas, maka dia akan melibasmu. Waduh…lebih ganas dan lebih sangar dari barat. Siapa meremehkan waktu, maka bersiaplah untuk dilibas oleh pedang…

kedua, kita tahu bahwa kalender masehi adalah sistem kalender yang disusun berdasar peredaran matahari, sementara kalender hijriyah disusun berdasar peredaran rembulan. Selisih antara kedua sistem kalender berkisar antara 10-11 hari lebih dulu kalender hijriyah. Hal ini bisa terjadi karena jumlah hari dalam kalender masehi 365-366 sementara dalam kalender hijrtiyah 354-355.

ketiga, biarkan dua sistem kalender ini mengalir, sebab menghilangkan salah satunya bisa jadi lebih besar madlorotnya ketimbang melakukan kompromi terhadap kedua. Keduanya memilki nilai lebih tersendiri. Keduanya adalah hasil karya manusia, dan keduanya adalah berdasar ciptaan Allah SWT sang Maha Mengetahui. Matahari dan Bumi adalah dua benda ciptaan Allah SWT. Mengapa musti kita pilah-pilah…

Anggaran Gregorius

Belajar dari sistem kalender, kita bisa melihat ke masa lalu dan membaca serta merenungi sebuah peristiwa akibat dari sebuah keputusan seorang manusia. Dialah Paus Gregorius XIII. Dia telah melakukan pemotongan jumlah hari dari yang seharusnya. Dia melakukan anggaran sebanyak 10 hari.

Penyesuaian anggaran Gregorius sebanyak 10 hari sejak 15 Oktober 1582 Masehi dilakukan oleh Paus Gregorius XIII atas saran Klafius (ahli perbintangan).

Pada tanggal 4 Oktober 1582 Paus Gregorius XIII memerintahkan agar keesokan harinya tidak dibaca 5 Oktober 1582 M, melainkan harus dibaca 15 Oktober 1582 M dan ditetapkan bahwa peredaran matahari dalam satu tahun 365.2425 hari, sehingga ada ketentuan baru, yaitu angka tahun yang tidak habis dibagi 400 atau angka abad yang tidak habis dibagi 4 adalah tahun Basithah (365 hari). Serta menetapkan bahwa tahun kelahiran Isa al-Masih dijadikan sebagai tahun pertama.

Penetapan-penetapan oleh Paus Gregorius XIII tersebut disebabkan karena pada tahun 1582 M saat penentuan wafat Isa al-Masih yang diyakini oleh orang-orang bahwa peristiwa tersebut jatuh pada hari Minggu setelah bulan purnama yang selalu terjadi segera setelah matahari di titik Aries (21 Maret), akan tetapi pada waktu itu mereka memperingatinya tidak pada hari Minggu setelah bulan purnama setelah matahari di titik Aries, namun sudah beberapa hari berlalu. Sehingga Paus Gregorius XIII melakukan koreksi terhadap sistem penanggalan yang ada saat itu, yakni sistem penanggalam Yustinian.

Sebelum sistem penanggalan Yustinian ini, ada beberapa sistem penanggalan yang lahir sebelumnya, diantaranya sistem penanggalan Numa. Penanggalan Numa diciptakan oleh Numa Pompilus pada tahun berdirinya kerajaan Roma pada tahun 753 SM, dengan ketetapan panjang satu tahun berumur 366 hari, bulan pertama Maret karena posisi matahari di titik Aries terjadi pada bulan Maret.

Kemudian pada tahun 46 SM, menurut penanggalan Numa sudah bulan Juni, akan tetapi posisi matahari sebenarnya baru pada bulan Maret, sehingga oleh Yulius Caesar atas saran Sosigenes (ahli astronomi Iskandaria) penanggalan tersebut diubah dan disesuaikan dengan posisi matahari sebenarnya yakni dengan memotong penanggalan yang sedang berjalan sebanyak 90 hari dan menetapkan pedoman baru bahwa satu tahun ada 365.25 hari.

Bilangan tahun yang tidak habis dibagi empat berumur 365 hari dan bilangan tahun yang habis dibagi empat berumur 366 hari, dengan menambahkan selisih satu hari pada bulan Februari (sebagai bulan terakhir). Penanggalan ini dikenal dengan Kalender Yulius atau Kalender Yulian.

Kemudian pada perkembangannya ditetapkan bahwa bulan Januari sebagai bulan pertama dan bulan Desember sebagai bulan terakhir. Sistem ini dikenal dengan sistem Yustinian.Meskipun sudah diadakan koreksi dan perubahan, namun Kalender Yulian masih lebih panjang 11 menit 14 detik dari titik musim yang sebenarnya, sehingga kalender tersebut harus mundur 3 hari setiap 400 tahun.

Akibatnya pada saat Paus Gregorius melakukan koreksi pada tanggal 15 Oktober 1582, ditetapkan pula penambahan 1 hari pada setiap bilangan abad yang tidak habis dibagi 4 sejak tanggal tersebut, sehingga sejak tahun 1900 sampai dengan 2099 ada penambahan koreksi 13 hari (10 + 3 hari).

Khulashoh:

  • Mari kita belajar dari 1429 H untuk melakukan karya terbaik di tahun 1430 H
  • Mari kita belajar dari 2008 H untuk melakukan karya terbaik di tahun 2009 H

Wa Allahu a’lamu…

5 tanggapan untuk “2009: Belajar dari 2008

  1. Hhmm..Ternyata runtutan mengenai penanggalan ini panjang juga yaw..

    Namun masyarakat kita kebanyakan memang suka ikut-ikutan rame ajah tanpa mau tahu hakikat apa yang diikutinya..

    Semoga di tahun 2009 ini masyarakat kita semakin cerdas..

    betul mas, semoga kita makin cerdas…salam

    Suka

  2. subhanallah… (bener2 pakar fisika 😉 )
    salam hangat dari lembah sungai niL

    salam balik, jazakallah kunjungannya…salam

    Suka

Tinggalkan komentar